Ganoderma merupakan ancaman terbesar bagi perkebunan kelapa sawit baik di Indonesia maupun di dunia. Jamur ini dapat menyebabkan penyakit busuk pangkal batang (basal stem rot) pada tanaman kelapa sawit.
Tidak hanya merugikan secara ekonomi, keberadaan ganoderma juga mengancam keberlanjutan produksi kelapa sawit di dunia. Artikel ini akan membahas bagaimana sejarah munculnya perkembangan Ganoderma di perkebunan kelapa sawit serta pengertiannya untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Yuk simak artikelnya hingga selesai!
Apa itu Ganoderma?
Ganoderma merupakan jamur yang termasuk ke dalam famili Ganodermataceae. Keberadaan ganoderma ditemukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Finlandia Elias Magnus Fries pada abad ke-19. Di dalam dunia biologi, ganoderma merupakan tanaman yang bersifat saprofit yakni tumbuh pada kayu yang mati dan berjumlah lebih dari 80 spesies.
Namun beberapa spesies Ganoderma yang bersifat patogen sehingga mampu menginfeksi tanaman hidup dan mempunyai dampak buruk. Ganoderma boninense merupakan salah satu spesies yang sangat membahayakan dan merugikan bagi perkebunan kelapa sawit.
Ganoderma mempunyai bentuk yang khas seperti kipas bergelombang dengan tekstur yang kasar dan berkayu. Permukaan tubuhnya berwarna kuning kecoklatan dan tepinya berwarna putih. Jamur kayu ini tumbuh saling berdekatan dan bersambungan sehingga membentuk susunan yang kokoh dan besar.
Bahayanya, jamur ini menyerang jaringan tanaman dengan cara memproduksi enzim yang dapat mendegradasi selulosa dan lignin pada batang pohon kelapa sawit. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kerusakan sistemik pada sawit berupa penyakit busuk pangkal batang.
Setelah terserang jamur kayu ini, tanaman sawit akan mengalami penurunan produktivitas. Dilansir dari balaimedan.ditjenbun.pertanian.go.id, jamur membahayakan ini tidak hanya menyerang pada tanaman produksi saja namun juga menyerang sawit yang masih berada dalam tahap pembibitan. Oleh sebab itu, apabila tidak ditangani dengan cepat maka akan menyebabkan kematian tanaman sawit dalam waktu yang singkat.
Sejarah Perkembangan Ganoderma di Dunia
Pada tahun 1930-an, penyakit ganoderma di perkebunan kelapa sawit menjadi perhatian yang besar terutama pada wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia. Penyebaran penyakit ini tersebar dari perpindahan bibit ataupun bahan tanam yang terinfeksi. Sampai saat ini, keberadaan penyakit busuk pangkal batang telah menyebar ke berbagai negara penghasil kelapa sawit termasuk Papua Nugini, Thailand, dan beberapa negara di Afrika.
Seiring perkembangan waktu, para peneliti mulai melakukan riset mengenai perkembangan jamur mematikan ini. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami bagaimana mekanisme infeksi, pengembangan varietas yang tahan terhadap penyakit ini, dan strategi pengendaliannya. Tak hanya itu, turut dikembangkan alat deteksi dini seperti biosensors, sistem radar self injection locked, serta robot berbasis foton dan getaran.
Perkembangan di Indonesia
Di Indonesia, Ganoderma jenis G. lucidum telah menginfeksi perkebunan kelapa sawit di Sumatera. Seiring berkembangnya waktu, pada tahun 1960 penyakit busuk pangkal batang dilaporkan semakin meningkat dan telah menyerang kelapa sawit yang berumur lebih muda sekitar 10 – 15 tahun.
Dilaporkan bahwa Ganoderma pada beberapa kebun di Indonesia telah menyebabkan kematian tanaman sawit hingga kurang lebih 80% dari total populasi. Kondisi tersebut tentunya akan menyebabkan penurunan produktivitas kelapa sawit di Indonesia.
Ganoderma merupakan tantangan yang sangat serius bagi keberlanjutan industri sawit. Penting bagi para pelaku industri untuk memahami perkembangan dan karakteristik penyakit ini sehingga bisa menerapkan strategi pengendalian yang efektif.
Di tahun 2025, ada Event bernama 2nd ISGANO 2025, Disini Anda dapat mengetahui apa saja perkembangan terkini untuk mengendalikan penyakit Ganoderma di perkebunan kelapa sawit. Dengan menghadirkan narasumber ahli dari Malaysia dan Indonesia, 2nd ISGANO 2025 merupakan acara yang harus diikuti oleh planters di Indonesia. Kesadaran dan tindakan yang tepat nantinya akan membuat ancaman jamur mematikan ini dapat diminimalisir dan industri kelapa sawit Indonesia dapat terus berkelanjutan!